Istimewa

4 kiat usaha sukses

4 Kiat Pengusaha Sukses dari Sandiago Uno
Jangan pernah pusing dengan urusan ekonomi. Meski harga kebutuhan pokok semakin melangit, selalu ada solusi yang bisa senantiasa diupayakan oleh masih-masing kita sebagai individu. Ialah wirausaha. Menapaki jalan yang pernah dilalui oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dan digaransi sebagai 9 dari 10 pintu rezeki.

Beriwarusaha memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada ilmunya. Dan salah satu kiat yang bisa ditempuh adalah menapaki jejak yang sudah terbukti keberhasilannya. Di antara banyak kiat itu, Sandiago Uno yang namanya tenar di negeri ini membeberkan kepada kita 4 kiat menjadi pengusaha sukses.

1 Kerja Keras

Jangan menyerah. Jangan lemah. Jangan malas. Usahakan yang terbaik, sesuai dengan potensi yang Allah Ta’ala berikan kepada kita. Kerja keras bukan kerja ala keledai. Kerja keras itu semangat. Mencoba berbagai cara. Senantiasa belajar. Berguru kepada siapa pun. Dan bersungguh-sungguh dalam mengamalkan apa yang diketahui.

Termasuk dalam kerja keras adalah berlaku disiplin, membagi waktu, dan tidak menzalimi diri dan keluarga.

2 Kerja Cerdas

Sebagai pelaku wirausaha, kerja keras tidaklah cukup. Harus cerdas. Bertindak efisien, menemukan berbagai jenis terobosan, mempelajari penemuan-penemuan terbaru, meramu dari banyak pengalaman di lapangan, dan menguasai teknologi sebagai sebuah tuntutan zaman.

3 Kerja Tuntas

Banyak sekali calon wirausahawan saat mengikuti sebuah sesi training motivasi. Ada ribuan. Di forum itu, mereka sangat tergugah untuk berubah. Sayangnya, tidak lama setelah itu, mereka kembali loyo. Dalam perjalanannya, sangat sedikit di antara mereka yang benar-benar tuntas dalam menyelesaikan misi dan mewujudkan mimpinya.

Seorang wirausahawan, tutur Sandiago Uno, jangan malas atau cepat bosan, foskuslah dan selesaikan pekerjaan sesegera mungkin.

4 Kerja Ikhlas

Inilah puncaknya. Banyak pengusaha yang gagal, kata Sandiago, karena berhenti di langkah kedua. Padahal, yang keempat ini merupakan kunci dari ketiga langkah sebelumnya. Bekerja secara ikhlas merupakan jaminan bahwa seorang pengusaha akan mendapatkan apa yang diimpikannya.

“Kita,” tutur sandiago Uno “kadang sudah bekerja (dengan prinsip) satu, dua, dan tiga, tapi hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain. Ingat, orang yang sukses itu jatuhnya 12 kali, tapi bangkitnya 13 kali.”

Wallahu a’lam

Istimewa

Pribadi Solutif

Pribadi Solutif

Tersebutlah kisah dua tikus dan dua kurcaci. Misi kedua jenis makhluk ini sama; mendapatkan keju yang ditempatkan di sebuah rumah. Dengan gegas, sang tikus berusaha mencari banyak jalan untuk mendapatkannya. Sedangkan dua kurcaci bersantai ria sambil menikmati waktu dengan aktivitas yang tak jelas.
Dalam benak dua kurcaci itu, tikus yang kecil itu tak mungkin mengalahkannya. Lagi pula, dia memiliki organ tubuh yang lebih lengkap. Sehingga, dalam hitungan bodohnya; keju itu pasti menjadi miliknya.
Atas kegigihannya, dua tkus itu berhasil sampai di tempat penyimpanan keju lebih awal. Namun, keju itu sudah tidak ada di tempatnya. Rupanya, sang pemilik rumah telah memindahkannya ke tempat lain. Tak butuh waktu yang lama, dua tikus itu pun langsung bergegas mencarinya dengan mengandalkan instingnya.
Tak lama kemudian, dua kurcaci pun dikagetkan dengan hilangnya keju. Aneh. Demikian anggapan dua kurcaci itu. Maka, keduanya berdebat. Yang satu menyalahkan lainnya, sembari menuduh bahwa dialah pihak yang menyebabkan mereka kehilangan keju sebab mengajaknya bersantai ria. Maka kurcaci yang disalahkan pun tidak mau menerima tuduhan itu. Terus seperti itu, keduanya masih berdebat dalam waktu yang lama, tanpa mencari solusi atas persoalan yang dihadapi.

Disadari atau tidak, kelakuan kebanyakan kita tak beda dengan sikap dua kurcaci itu. Kita lebih sibuk meratapi masalah, saling menyalahkan, hobi menuding dan melemparkan masalah, dan aneka tindakan buruk lainnya.

Alhasil, waktu, potensi, dan sumber daya yang kita miliki habis untuk berdebat. Padahal, jika semua yang kita miliki dimanfaatkan untuk mencari solusi, hasilnya jauh lebih baik dan tepat.

Karenanya, belajarlah dari dua tikus. Mereka tidak sibuk berdebat. Saat mengetahui keju incarannya hilang, mereka bergegas mencari jalan lain. Mereka berpikir berbagai kemungkinan, dan mengambil langkah yang tepat.

Demikianlah cara berpikir solutif. Maka, jangan berpikir kenapa bermasalah, kemudian berhenti. Namun, berpikirlah bagaimana; bagaimana bisa terjadi, bagaimana solusinya, bagaimana jika solusi itu tidak berhasil, dan sebagainya.

Jika pribadi-pribadi solutif ini ada di berbagai lini kehidupan, yakinlah satu hal; diri, keluarga, masyarakat, dan negara kita akan keluar dari kemelut masalah menuju kehidupan penuh solusi. Sebab, Allah Ta’ala tidak berikan beban, kecuali sesuai dengan kemampuan yang kita miliki