Pengertian Nida’, Munada dan Mandub » Alfiyah Bait 573-574

Pengertian Nida’, Munada dan Mandub » Alfiyah Bait 573-57426 Februari 2012Ibnu TohaTinggalkan komentarGo to comments–·•Ο•·–النِّدَاءُBAB NIDA’ وَلِلْمُنَادَى النَّاءِ أوْ كَالنَّاءِ يَا ¤ وَأيْ وَآ كَذا أيَا ثُمَّ هَيَاPenggunaan huruf Nida’ (kata seru) untuk Munada jauh atau berhukum jauh, yaitu “Yaa”, “Ay” dan “Aay”. Demikian juga “Ayaa”, dan “Hayaa”. وَالهَمْزُ لِلدَّانِي وَوَا لِمَنْ نُدِبْ ¤ أوْ يَا وَغَيْرُ وَا لَدَى اللَّبْسِ اجْتُنِبْHamzah “A” untuk Munada dekat. “Waa” digunakan untuk Mandub yg diratapi atau menggunakan “Yaa”, adapun penggunaannya selain “Waa” dilarang ketika ada kesamaran (antara “Yaa” untuk ratapan dan “Yaa” panggilan jauh). –·•Ο•·–Definisi Nida’ (kata seru) : Tholabul-Iqbal (mohon perhatian) dengan menggunakan salah satu huruf Nida’ yang menggantikan tugas Fi’il “AD’UU/aku berseru” baik secara lafazhan atau taqdiran (dikira-kira).Contoh Nida’ dengan huruf Nida’ lafzhan :يا صاحبَ السيارة تمهلYAA SHAAHIBAS-SAYYAARATA TAMAHHAL! = hoi si empunya mobil, pelan-pelan!Contoh Nida’ dengan huruf Nida’ taqdiran (dikira-kira) :صاحبَ السيارة تمهلSHAAHIBAS-SAYYAARATA TAMAHHAL! = si empunya mobil, pelan-pelanlah!(Perihal pembuangan huruf Nida’ seperti contoh ini, akan diterangkan pada bait selanjutnya)Huruf-huruf Nida’ ada delapan terbagi tiga :1. Digunakan untuk Munada dekat“A” Hamzah berharkat fathah pendek, contoh:أخالد أجبA KHAALIDU AJIB..! = He Khalid, jawablah!2. Digunakan untuk Munada jauh atau berhukum jauh“Yaa, Aa, Ayaa, Hayaa, Ay, Aay”Contoh Munada jauh :يا صاعد الجبل تمهلYAA SHAA’IDAL-JABALI TAMAHHAL! = he pendaki gunung, hati-hati!Contoh Munada hukum jauh :أيا غافلاً والموت يطلبهAYAA GHAAFILAN WAL-MAUTU YATHLUBU HU = wahai orang yg lupa kematian akan menyertainya..!3. Digunakan untuk Munada Mandub (yg diratapi) kata seru untuk menyatakan rasa sedih atau sakit, baik karena musibah, kesakitan, kematian, kehilangan, dsb.“Waa”, contoh:وا رأساهWAA RO’SAAH = aduh kepalaku (misalkan, kepadanya sakit)وا زَيْدَاهWAA ZAIDAAH = Oh.. Zaid (misalkan, kerena kematian Zaid)Boleh juga menggunakan huruf Nida’ “Yaa” sebagai Nida’ Mandub, bilaman ada qorinah yg menunjukkan tentang itu.Contoh Syair oleh Jarir bin ‘Athiyyah yang berduka atas kematian Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dan menyebut-nyebut keagungannya.حُمِّلْتَ أمراً عظيماً فاصطبرت له ¤ وقمت فيه بأمر الله يا عمراHUMMILTA AMRON ‘AZHIIMAN FASHTHOBARTA LAHU

Sumber: Pengertian Nida’, Munada dan Mandub » Alfiyah Bait 573-574

Istimewa

” BISMI “KUFAH vs BASROH

BISMI KUFAH VS basroh

بسم الله الرحمن الرحيم

: بسم

Kufah : tina masdar sulasi mujarod bab ka dua misal wau, lafad wasama wasama yasimu wasman teras buang wauna elatna tawasulan lihamjil wasli jadi sin sukun man, teras datangan hamjah wasol anu dikasrohkn elatna alharfu sakin ida hurika hurika bilkasri jadi isman teras datangan ba jadi bi ismin teras buang hamjahna elatna liana hamjatal wasli tasbutu filibtida wataskutu fidarji
Karena saenyana hamjah wasol eta sok tumiba di mimiti sok ragrag dina nalika kadempet jadi bismin teras buang tanwina sabab rek idopat jadi bismi
Basroh : tina masdar sulasi mujarod bab ka hiji nakis wau samawa kulantaran wau diharkatan tumiba sbda fathah tkeurkn kana alifjadi samaa, samaa yasmu samwan, tras pindahkn harkat wau kana mim elatna wau hrap elat dibarisan sedengkn same2hna mim hrap soheh di sukunkn jadi saman wau sukun teras buang wau na sabab iltikousakinen antara tanwin sareng wau buang wauna sabab wau harap elat, elatna liana hadpa harfa ilatin afdolu min hadfi harfi sohihin hartosna karena saenyana ngabuang haraf ilat eta leuwih utama tinimang ngabuang haraf soheh jadi saman teras sukunkeun sina elatna , jadi sin sukun man ,teras datangan hamjah wasol anu dikasrohkn elatna alharfu sakin ida hurika hurika bilkasri jadi isman teras datangan ba jadi bi ismin teras buang hamjahna elatna liana hamjatal wasli tasbutu filibtida wataskutu fidarji

pangna sok dikawitan U-alifu /abtadiu sblm Bismillahirrohmanirrohiim ngaos awal kitab
Kan mutaalak ba harap jar asliah, ari mutaalak tiasa isim tiasa fiil, ism & fiilna tiasa khos tiasa am, khos & am na tiasa muqodam tiasa muakhor

Istimewa

HAQIIQOTU AL-BISMILLAH

Hakikat BISMILLAH
HAQIIQOTU AL-BISMILLAH TA’RIF ‘ALA USHULIL MA’RIFAT WA AL TAUHID BILLAH

بسم الله الرحمن الرحيم

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillaahi wahdahu laa syariikalahu washshalaatu was salaamu ‘alaa rasuulillaaahi wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa man wa laahu laahawla wa laa quwwata illaa billaahi. Asyhadu al laa ilaaha illallahu allaahu wahdahu laa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuuluhu ammaa ba’du. “Faqaalasysyakhus siraajul ‘aarifu qad allaftu kitaaban almusamma bi ushuulil ma’rifati wat tawhiidi wa ja’altuhaa abwaaban albaabul awwali fii bayaani tafsiimil bismillaahi ay ‘ilmal bismillaahi wasirra ahruu fihaa liannahaa ibtidaau kulliamrin waghayatuhaa wa ibtidaau kulli kitaabin minal qur aanil kariimi ilaghayrihaa.”

Artinya :

“Didalam kitab Ushulul Ma’rifat ini disebut juga sebagai kitab Ushulut Tauhid. Dan kitab ini terdiri dari beberapa bab/pasal (pembagian). Dan disalah satu babnya menerangkan tentang Lafadz Bismillah,yaitu menerangkan tentang makna isi dari Bismillah dan menerangkan makna tiap-tiap huruf dari lafadz Bismillah. Karena sesungguhnya kalimat Bismillah merupakan awal dari memulainya semua perkara dan menjadi semua kunci perkara.Dan juga menjadi awal dari semua kitab, yaitu kitab Al-Qur’an dan kitab yang lainnya.”

Jadi kalau kalian mau mengetahui sejatinya Allah SWT, maka harus mengetahui makna/isi kandungan dari lafadz Bismillah.

– Kalau kalian ingin mengetahui seisi alam, maka harus mengetahui isinya Bismillah.
– Kalau kalian ingin mengetahui isinya hakekat ilmu, maka harus mengetahui isinya Bismillah.
– Kalau kalian ingin mengetahui isi bunganya ilmu, maka harus mengetahui isinya Bismillah.
– Kalau kalian ingin mengetahui buahnya ilmu, maka harus mengetahui isinya Bismillah.
– Kalau kalian ingin mengetahui pedomannya ilmu, maka harus mengetahui isinya Bismillah.
– Kalau kalian ingin mengetahui tentang banyaknya ilmu, maka harus mengetahui isinya Bismillah
– Kalau kalian ingin mengetahui ilmunya sholat,maka harus mengetahui isinya Bismillah

Segala permasalahan secara lahir maupun batin semuanya sudah terkumpul didalam kalimat Bismillah.  Sebagai permulaan baik pria maupun wanita hendaknya wajib memahami kandungan isi lafadz Bismillah. Kalau kalian sampai tidak mengetahui makna Bismillah, kelak bisa menjadi kafir.

Sesungguhnya mata dan hati manusia dipenuhi angan-angan. Oleh karena itu banyak manusia yang belum bisa mencapai tahapan ma’rifat billah secara sempurna, walaupun mereka terlihat taat, alim dan rajin beribadah serta mempunyai seribu guru dan seribu kitab atau sudah mempunyai banyak murid dan juga bisa berjalan diatas air tanpa perahu,bisa menembus dan mengelilingi bumi bisa terbang diatas awan dan tidak terbakar oleh panasnya api, bisa menghilang dari penglihatan orang lain,dan ibadahnya lebih khusyuk serta mudah memenuhi kebutuhan hidup sesuai kemauannya, tetapi anehnya orang-orang tersebut tidak mengetahui kandungan isi lafadz Bismillah, maka orang tersebut disebut kafir ‘Indallah.

Walaupun orang itu turunan dari Kyai atau Wali, tapi tidak mengetahui isinya Bismillah,maka orang tersebut masih tetap kafir ‘ibdallah, dan islamnya masih ‘Indannas.

Kalau kita sudah mengetahui dan bisa memahami serta merealisasikan isinya Bismillah dan isi hurupnya dari lafadz Bismillah . Meskipun orang tersebut turunan Jawa atau turunan Cina atau turunan Barat atau turunan Dayak,  Raksasa/Jin, maka orang tersebut sudah Islam ‘Indallah.
Oleh karena itu apabila kalian ingin menjadi seorang Islam ‘Indallah, maka harus mengerti dulu arti dan kandungan isinya Bismillah.

Makanya kalian harus mengerti berkumpulnya antara jasad, roh, rasa Allah yang mendalam itu seperti bercampurnya pria dan wanita.  Kalau tidak tahu, nanti tidak syah semua amal ibadahnya dan tobatnya pun tidak diterima oleh Allah SWT.

Kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim dirangkum menjadi BISMILLAH,dirangkum lagi menjadi BISMI

Didalam kitab ini yang dijelaskan tentang rangkuman BISMI, yaitu huruf ALIF, BA, SIN dan MIM.

1. MENERANGKAN HURUF ALIF

Huruf Alif didalam lafadz Bismillah sebenarnya Alif Ahadiyah. Dan disebut juga Alif dzatul wahid.  Alif sebagai tanda adanya alam Ahadiyah, yaitu tanda adanya dzat sejati. Dan sebagai bukti nyata hanya ada Allah semata tidak ada yang lainnya. Yang mempunyai Cahaya Kehidupan. Yaitu Hidup yang Menghidupi yang disebut Banyu Nur Alif (Air Cahaya Alif) atau disebut juga dengan Banyu sejati (Air Sejati) atau Ratu Ning Banyu (Penguasa Air).

Dan juga dinamakan Allah Yang Hidup atau Satu Rupa Yang merupakan tempat Menyatunya antara Hidup dan Mati. Didalam alam ini masih berupa wujud mahdhi/wujud dzat sejati/wujud tunggal, hidup tunggal, rasa tunggal, belum ada yang lainnya dan disebut LA TA’YUN, yaitu Dzat yang wujud dengan sendirinya tanpa ada yang mewujudkan,hidup sendiri tanpa ada yang menghidupkan.

Dalilnya terdapat didalam kitab suci Al Qur’anul Karim , “Qul huwallahu ahad” artinya “Katakanlah Wahai Muhammad kepada seluruh umat,kalau sebenarnya Allah SWT adalah dzat tunggal, rasa tunggal/Esa yang menjadikan alam dunia dan seisinya .

2. MENERANGKAN HURUF BA’

Huruf Ba didalam lafadz Bismillah menunjukkan adanya alam Wahdah. Adanya alam wahdah menunjukkan sifat sejati. Dan disebut Sejatinya Muhammad. atau Hakekat Muhammadiyah. Dan juga disebut nyatanya Dzatullah, adanya sejati Nurullah, dan disebut sejatinya Nur Muhammad, dan nyata kenyataannya Allah yang telah menjadikan seluruh alam dunia.

Jadi harus mengertilah bahwa Alif didalam lafadz Bismillah adalah yang menjadikan semua hidup dan semua ruh. Sedangkan huruf Ba’ yang menjadikan wujud nyata semua alam. Oleh karena itu hidupnya semua alam dunia dikarenakan adanya Alif (Bathin) dan Ba (Dhohir) didalam lafadz Bismillah. Karena itu Alif dan Ba didalam lafadz bismillah itulah yang menjadi BAPAK dan IBU seluruh Alam dunia. Dan Alif lafadz Bismillah itu disebut Nurullah sedangkan Ba lafadz Bismillah itu disebut sejatinya Nur Muhammad .Kemudian Nurullah dan Nur Muhammad menyatu menjadi satu kesatuan yang tak terpisah sehingga tidak dapat lagi dibedakan.

Didalam kehidupan nyata berkumpulnya Nurullah dan Nur Muhammad disebut sebagai kumpulnya antara pria sejati dan wanita sejati yang disebut sebagai Nur Ma’an.

Dalilnya ada didalam kitab suci Al-Qu’anul Karim : “Nuurun ‘ala nuurin yahdillaahu linuurihi man yasyaau yakhribullaahul amtsaala linnaasi wallaahu bikulli syaiun ‘aliim.”

Dengan adanya Nur tersebut, sebenarnya Allah SWT ingin memberitahukan kepada semua makhluk ciptaan-Nya dan agar manusia mengetahui bahwa sebenarnya DIA maha mengetahui terhadap semua ciptaan-Nya.

3. MENERANGKAN HURUF SIN

Huruf Sin didalam lafadz Bismillah itu menunjukkan adanya alam wahidiyat, yaitu adanya ilmu yang tiga dan Asma yang tiga pula.

Yang disebut dengan ilmu yang tiga adalah :
– Ahadiyat,
– Wahdat,
– Wahidiyat.

Dan yang disebut Asma yang tiga adalah :
– Allah,
– Muhammad
– Adam.

Sesungguhnya Allah SWT adalah Dzat Sejati, Muhammad adalah Sifat Sejati, dan Adam adalah Asma Sejati, yaitu nyatanya Rasul.

Rasul adalah Nur yang hidup dari Nurullah yaitu nyatanya Adam.
Dan Adam yang menjadi Bapaknya semua manusia dibumi ini

4. MENERANGKAN HURUF MIM

Huruf Mim didalam lafadz Bismillah menunjukkan adanya Roh Idhafi. Dan Roh Idhafi menyatakan adanya manusia sejati, dan menunjukkan adanya af’al sejati.Rangkaian Huruf Sin dan Mim menunjukkan adanya Alam Arwah ,Alam Misal, Alam Ajsam dan Alam Insan Kamil, yaitu nyatanya Asma Allah yang merupakan asma dzat mutlak. Nyatanya Muhammad adalah sebagai pengganti dzat yang nyata. Sehingga sejatinya Allah adalah Dzat nyata yang diwujudkan didalam Muhammad. Dan disebut dhohirnya Muhammad tetapi Hakekatnya ALLAH atau Nyatanya Allah Ta’ala. Nyatanya Muhammad yaitu nyatanya Alam Ajsam yaitu nyatanya asma rasul dan rupanya Adam Idlafi yang menjadi badan dan nyawa / Rasa Tunggal. Dan bagi yang mengetahui arti dua kalimat syahadat berarti sudah mengerti sejatinya Allah dan mengerti sejatinya Muhammad, mengerti sejatinya dhahir dan mengerti sejatinya batin, yaitu dhohirnya nabi batin-nya wali, dzhohir-nya Muhammad batin-nya Allah.

Dan disebut jasad Muhammad hidupnya adalah Allah. Dan yang sudah mengerti sejatinya badan dan mengerti sejatinya hidup, yaitu nyata sejatinya bapak dan ibu.

Sifat Jalal itu Nurullah yaitu lanang (Pria) sejati dan sifat Jamal itu Nur Muhammad yaitu wadon (Wanita) sejati. Sifat Jalal itu kuasa mengeluarkan besi. Sifat Jamal itu kuasa mengeluarkan batu.

Bercampurnya besi dan batu menjadi api. Ibaratnya api itu adalah bercampurnya raga dan hidup/jasad dan ruh. Dan tidak akan ada anak kalau tidak ada ibu dan bapak. Dan tidak akan ada Wahidiyat kalau tidak ada Ahadiyat dan Wahdat.

Jadi Ahadiyat melahirkan Wahdat, Wahdat melahirkan Wahidiyat, Wahidiyat melahirkan semua alam yang lainnya. Ahadiyat maqamnya dzat Wahdat maqamnya sifat Wahidiyat maqamnya asma semua yang ada di alam maqamnya Af’al dan tidak mungkin ada af’al bila tidak ada asma. Tidak ada asma kalau tidak ada sifat, sebab semua af’al,  Asma, Sifat adalah hakekatnya Dzat.

Jadi apabila hamba sudah bisa fana’ Dzat dan fana’ Sifat serta fana’ Af’al, akan bisa Kamal. Kalau sudah bisa Kamal akan bisa Qohar, yaitu keadaan dhohir dan batin sudah bisa kumpul menjadi satu.

Source : Kitab Ushulul Ma’rifat

BUTA MATA HATI

PhotoGrid_1469157690929BUTA MATA HATIKita bisa melihat benda disekitar karena ada cahaya, kalau siang ada cahaya matahari dan kalau malam ada cahaya bulan atau lampu. Tanpa cahaya maka pengliatan kita tidak berfungsi sama sekali. Namun demikian, pada orang-orang tertentu yang cacat matanya (buta) walaupun diberi cahaya terang benderang tetap tidak bisa melihat apa-apa, tetap berada dalam kondisi gelap gulita.Sama halnya dengan mata hati (Qalbu) fungsinya untuk bisa menyaksikan (Musyahadah) Allah SWT. Penyaksian itu bisa terjadi dengan adanya cahaya-Nya yang menyinari hati, dengan sinar yang Maha tersebut maka manusia bisa sampai ke Maqam Musyahadah sehingga tanpa ragu dan bimbang sedikitpun dia berucap (setelah menyaksikan), “Aku Bersaksi (Bermusyahadah) tiada Tuhan selain Allah”.Musyahadah ini harus terjadi di dunia bukan di akhirat karena dunia tempat kita belajar. Allah SWT menurutkan para Nabi dan Rasul, serta kemudian diteruskan oleh Ulama dan Auliya Allah untuk membimbing manusia agar bisa mengenal Allah sampai kepada maqam menyaksikan. Di akhirat tidak ada kesempatan lagi untuk belajar, kalau di dunia mata hati belum disembuhkan dan masih buta maka di akhirat juga tetap buta.“Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).” (QS Al Isra 72)Sama halnya kalau di kolam renang ukuran kecil tidak bisa berenang maka di lautan pun tidak bisa berenang karena media nya sama yaitu air. Begitu juga kalau di dunia tidak bisa menyaksikan Allah karena buta mata hati maka di akhirat sudah PASTI tidak akan bisa menyaksikan, sesuai dengan surat Al Isra’ 72 di atas.Alat atau sarana untuk berhubungan dengan Allah SWT bukanlah akal, karena akal bersifat baharu, bersifat terbatas tidak mungkin bisa mencapai Allah Yang Maha Qadim. Akal dengan segala keterbatasannya hanya bisa mengkaji sesuatu yang bisa diserap oleh panca indera sedangkan Allah diluar kemampuan panca indera dan berada di dimensi yang berbeda. Allah SWT dengan tegas memperingatkan manusia tidak mencari bahkan agar tidak memikirkan Dzat Allah, “…Jangan kau fikirkan Dzat-Ku”.Larangan “…Jangan kau fikirkan Dzat-Ku” bukan berarti Allah tidak bisa dikenali dan dijangkau sama sekali seperti pemikiran kaum muktazilah, akan tetapi Allah telah memberikan metode atau cara untuk mengenal Allah tersebut sesuai dengan petunjuk dari-Nya yang telah tercatum dalam firman-Nya (Al-Qur’an).Selama qalbu manusia yang ada dalam dadanya masih sakit, masih buta, maka selama itu pula dia tidak akan pernah bisa menyaksikan Allah SWT sebagaimana firman Allah SWT: “Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”. (al-Hajj, 46).Untuk bisa menyembukan penyakit mata yang buta harus dengan penyembuhan bersifat fisik, dengan obat-obatan atau operasi mata, namun untuk bisa menyembuhkan penyakit hati, buta mata hati tidak bisa dengan penyembuhan secara fisik. Harus ada dokter metafisika, ulama pewaris Nabi, seorang kekasih Allah yang bisa mentransfer cahaya Ilahi ke qalbunya sehingga qalbu tersebut menjadi terang benderang, dengan itulah bisa menyaksikan kebesaran Allah SWT.Proses penyembuhan juga tidak bisa hanya dengan sim salabin, serta merta, tapi dengan proses yang panjang, melewati suluk demi suluk sampai Allah berkenan menyembuhkan dan membukakan hijab batas antara hamba dengan Tuhannya.Maka Al-Qur’an memperingatkan kita semua jika ada hal berhubungan dengan metafisika, berhubungan dengan gaib dan ilmu rahasia berhubungan dengan Allah jangan tanyakan kepada ulama zahir, jangan tanyakan kepada orang yang hanya mengkaji ilmu agama secara akal, tapi tanyakan kepada kekasih Allah mereka menghampiri Allah SWT dengan kerendahan hati lewat zikir, merekalah yang disebut sebagai Ahli Dzikir dalam al –Qur’an :“Maka bertanyalah kepada ahli dzikir (orang yang mempunyai pengetahuan) jika kamu tidak mengetahui.” (QS. an-Nahl [16] : 43)Menyembuhkan mata hati dari kebutaan ini adalah hal sangat pokok dalam hidup karena segala ibadah akan tertolak jika kita tidak mengenal dengan sebenarnya kenal Allah SWT. Semua manusia merasa mengenal Allah, tapi kalau di tanya lebih lanjut maka kebanyakan mereka hanya mengenal Nama Allah tanpa mengenal sosok di balik nama tersebut.Mudah-mudahan saya bisa melanjutkan tulisan ini dilain kesempatan…

Sumber: BUTA MATA HATI